9 Rumah Adat Sumatera Utara dan Keunikannya

Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat beragam. Kekayaan budayanya berupa tarian daerah, lagu daerah, pakaian adat, rumah adat dan masih banyak lagi.

Salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keanekaragaman budaya adalah Sumatera Utara. Keanekaragaman budaya yang masih dijaga sampai saat ini salah satunya adalah rumah adat Sumatera Utara.

Mayoritas masyarakat yang mendiami provinsi Sumatera Utara adalah suku Batak. Suku Batak adalah suku terbesar kedua setelah suku Jawa. Suku Batak ini dikelompokkan lagi menjadi sub suku, diantaranya yaitu suku toba, mandailing, simalungun, karo, angkola, dan pak pak.

Masing-masing sub suku tersebut memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, dapat dilihat dari rumah adatnya. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai rumah adat Sumatera Utara, yuk simak ulasan di bawah ini.

Rumah Adat Sumatera Utara

Sumatera Barat mempunyai beberapa jenis rumah adat, yaitu sebagai berikut :

1. Rumah Adat Mandailing

Rumah Adat Mandailing Sumatera Utara

Rumah adat Sumatera Utara yang pertama yaitu rumah adat Mandailing. Rumah adat ini dikenal dengan sebutan Bagas Godang. Bagas bermakna rumah dan Godang bermakna banyak.

Rumah adat ini dihuni oleh suku Mandailing yang tinggal berbatasan dengan provinsi Riau.

Jika Anda ingin menjumpai rumah adat ini, Anda bisa berkunjung ke kabupaten Mandailing Natal.

Baca juga : Rumah Adat Sulawesi Selatan

2. Rumah Adat Karo

Rumah Adat Karo Sumatra Utara

Rumah adat Sumatera Utara yang kedua yaitu rumah adat Karo. Rumah adat ini sering disebut juga dengan rumah adat Siwaluh Jabu.

Rumah adat ini memiliki ciri khusus, yaitu didalamnya terdapat ruangan yang besar yang tidak mempunyai kamar-kamar.

Rumah adat Karo termasuk dalam kategori rumah panggung. Memiliki tinggi sekitar 2 meter dari tanah yang ditopang oleh tiang, biasanya berjumlah 16 buah dari kayu.

Kolong yang terdapat di bawah rumah adat ini biasanya digunakan untuk menyimpan kayu atau sebagai kandang ternak.

3. Rumah Adat Pakpak

Rumah Adat Pakpak

Rumah adat Pakpak lebih dikenal dengan nama Jero. Rumah adat ini memiliki bentuk yang khas yang terbuat dari kayu dan atap yang terbuat dari ijuk.

Secara umum, rumah adat ini memiliki karakteristik yang tak jauh berbeda dari rumah adat Sumatera Utara lainnya.

4. Rumah Adat Nias

Rumah Adat Nias

Rumah adat Sumatera Utara yang selanjutnya yaitu rumah adat Nias. Dalam bahasa setempat, rumah adat ini memiliki nama lain Omo Hada. Bentuknya rumah panggung tradisional orang Nias.

Selain itu, ada juga jenis rumah adat Nias lainnya, yaitu Omo Sebua. Rumah adat nias jenis ini adalah tempat kediaman para kepala negeri (Tuhenori), kepala desa (Salawa), atau kaum bangsawan.

Umumnya rumah adat Nias dibangun di atas tiang-tiang kayu nibung yang tinggi dan besar, yang beralaskan rumbia.

Untuk Nias bagian utara, timur, dan barat memiliki denah rumah berbentuk bulat telur. Sedangkan untuk Nias bagian tengah dan selatan berbentuk persegi panjang.

5. Rumah Balai Batak Toba

Rumah Balai Batak Toba

Rumah Balai Batak Toba menjadi salah satu rumah adat Sumatera Utara. Rumah adat ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu Jabu Parsakitan dan Jabu Bolon.

Jabu parsakitan merupakan tempat untuk menyimpan barang, tempat ini juga kadang digunakan untuk bermusyawarah mengenai hal-hal adat. Sedangkan Jabu Bolon merupakan rumah keluarga besar.

Rumah adat ini tidak memiliki sekat atau kamar sehingga semua anggota keluarga tinggal dan tidur bersama.

Bentuk rumah ini seperti rumah panggung. Dibangun secara gotong-royong oleh masyarakat sekitar.

Menurut kepercayaan masyarakat Batak, rumah ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :

  • Bagian pertama merupakan atap yang mencerminkan dunia para dewa.
  • Bagian kedua merupakan lantai rumah yang diyakini mencerminkan dunia manusia.
  • Bagian ketiga merupakan bagian bawah rumah (kolong) yang mencerminkan dunia kematian.

6. Rumah Adat Simalungun

Rumah Adat Simalungun

Simalungun merupakan etnis yang berada di Kota Pematang Siantar, Kabupaten Simalungun. Daerah ini memiliki rumah adat yang disebut rumah adat Simalungun.

Rumah ini memiliki ciri khas yang berbeda dengan rumah adat lainnya. Ciri khasnya yaitu bentuk atapnya yang unik yang didesain berbentuk limas.

Baca juga : Rumah Adat Jawa Timur

7. Rumah Adat Angkola

Rumah Adat Angkola

Angkola merupakan etnis yang berdiri sendiri. Banyak orang yang menyamakan dengan etnis mandailing.

Rumah adatnya pun memiliki nama yang sama, yaitu Bagas Godang. Rumah adat ini menggunakan atap dari bahan ijuk, dinding dan lantainya dari papan.

Yang menjadi ciri khas rumah adat ini yaitu selalu menggunakan dominan warna hitam.

8. Rumah Adat Melayu

Rumah Adat Melayu Sumatra Utara

Rumah adat Sumatra Utara yang selanjutnya yaitu rumah adat Melayu. Anda bisa menjumpai rumah adat ini di kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Tebing Tinggi, Kabupaten Labuhan, dan Kabupaten Serdang Bedagai (Sergei).

Ciri khas dari rumah adat Melayu ini adalah menggunakan warna hijau dan kuning. Atapnya terbuat dari ijuk, lantai dan dindingnya terbuat dari papan.

9. Rumah Adat Bolon

Rumah Adat Bolon Sumatera Utara

Rumah adat ini disebut juga dengan rumah balai batak toba. Rumah adat Bolon sudah diakui secara nasional sebagai perwakilan rumah adat Sumatra Utara.

Rumah adat ini berbentuk persegi panjang dan masuk dalam kategori rumah panggung. Hampir keseluruhan material yang digunakan untuk membuat bangunan ini berasal dari alam.

Rumah adat Bolon mempunyai ciri khas tersendiri, yaitu terdapat kolong dibagian bawah rumah. Kolong ini biasanya difungsikan untuk kandang hewan peliharaan seperti ayam, kambing, atau babi.

Nilai Filosofi Rumah Adat Bolon

Rumah adat Bolon memiliki keunikan dari segi arsitekturnya. Hal inilah yang membedakan rumah adat Bolon berbeda dari rumah adat lainnya. Berikut ciri khas rumah adat Bolon :

  • Dindingnya pendek karena tidak menggunakan plafon, namun cukup untuk berdiri.
  • Atapnya cukup tinggi dan membentuk sudut lancip.
  • Di bagian atas dihiasi anyaman agar rumah lebih indah.
  • Di bagian atas pintu dihiasi dengan lukisan hewan atau groga. Biasanya menggunakan lukisan hewan seperti kerbau atau cicak dengan warna merah, hitam, atau putih. Simbol cicak menggambarkan masyarakat batak yang mempunyai rasa persaudaraan yang kuat. Sedangkan kerbau menggambarkan tanda terimakasih.

Fungsi Rumah Adat

Dahulu, rumah adat Bolon digunakan sebagai tempat tinggal dari 13 raja-raja Batak. Namun dengan seiring berjalannya waktu, rumah ini mulai digunakan oleh masyarakat batak secara umum. Berikut fungsi dari rumah adat Balon yang terbagi menjadi beberapa ruang :

  • Ruang Jabu Bong. Ruangan ini merupakan ruangan khusus untuk kepala keluarga, letaknya berada di belakang sudut sebelah kanan.
  • Ruang Jabu Soding. Ruangan ini diperuntukan untuk anak perempuan, letaknya di sudut sebelah kiri dan berhadapan dengan ruang jabu bong.
  • Ruang Jabu Suhat. Ruangan ini biasanya diperuntukan untuk anak laki-laki yang sudah menikah, letaknya di depan sudut sebelah kiri.
  • Ruang Jabu Tonga Rona Ni Jabu Rona. Ruangan ini merupakan ruangan terbesar yang berfungsi sebagai ruang keluarga, letaknya ditengah.
  • Kolong. Tempat ini digunakan untuk menyimpan bahan makanan sekaligus sebagai kandang ternak.

Pembagian ruangan di atas ternyata tidak dipisahkan oleh dinding pemisah. Jadi rumah tersebut adalah rumah yang luas tanpa ada sekatan. Sama halnya seperti rumah adat Karo.

Nah itulah ulasan mengenai rumah adat Sumatera Utara. Semoga artikel ini bermanfaat.

Baca juga : Pakaian Adat Sumatera Utara

Tinggalkan komentar